Sunday, November 6, 2016

PAHALA PEKERJAAN DITENTUKAN DARI NIATNYA

Ada sebuah hadits mengatakan
 
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al-Khattab ra., beliau berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.”


(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang).
Catatan:
   a)      Perbuatan di sini adalah amal ibadah yang membutuhkan niat. Adapun perbuatan buruk niat baiknya tidak akan merubah buruknya menjadi baik.
   b)      Niat adalah keinginan dan kehendak hati.
   c)      Hijrah secara bahasa artinya meninggalkan, sedangkan menurut syariat artinya meninggalkan negeri kafir menuju negeri Islam dengan maksud menyelamatkan agamanya. Dimaksud hijrah dalam hadits ini adalah perpindahan dari Mekka ke Madinah sebelum Fathu Mekkah (Penaklukan kota Mekkah th. 8 H).
   d)      Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam Syafi’i berkata: Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata: hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah Ulama bahkan ada yang berkata: Hadits ini merupakan sepertiga Islam.
   e)      Hadits ini ada sebabnya, yaitu ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama “Ummu Qais” bukan untuk mendapatkan keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummu Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).

Pelajaran yang terdapat dalam Hadits di atas:
   a)      Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).
   b)      Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.
   c)      Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shaleh dan ibadah.
   d)      Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.
   e)      Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhoan Allah maka dia akan bernilai ibadah.
   f)       Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
   g)      Hadits di atas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dalam lisan, dan diamalkan dengan perbuatan.

Sumber:  Buku Mentoring al-Islam- Unires UMY

0 komentar:

Post a Comment

Silakan, setelah download / baca artikel saya .. mohon tinggalkan komentar.. :)
terima kasih kedatangannya.. selamat datang kembali :D