Wednesday, September 27, 2017

Takut di Cap "Labil"

Ada masanya iman seorang Muslim naik, ada masanya pula iman seorang Muslim turun. Ada berbagai penyebab kenapa hal tersebut terjadi. Dari beberapa hal yang pernah saya baca, seseorang merasakan imannya naik atau turun karena kondisinya kurang ilmu agama, atau terlalu mementingkan urusan dunia dibanding akhirat, atau memang Allah memberikan dia kondisi seperti itu.


Pasti, semua orang pernah merasakannya. Baik ketika dalam kondisi susah ataupun senang. Dan kondisi tersebut menjadi pembelajaran bagi seorang Muslim bahwa mempertahankan iman itu sulit, namun pasti dengan doa dan usaha, seorang Muslim, bisa mempertahankan imannya.

Karena iman itu penting bagi Muslim, sebagai konsep hidup yang sempurna. Tanpa iman, kehidupan seorang Muslim akan mudah goyah terhadap godaan dunia yang fana.
Sebenarnya memang, Allah menciptakan dunia untuk manusia. Namun, bukan berarti bahwa Muslim sepenuhnya hidup untuk dunia. Karena dunia diciptakan untuk sarana ibadah manusia, khususnya bagi orang yang beriman (mukmin).
Tidak hanya laki-laki saja, perempuan juga mendapatkan tugas yang sama.

Maka dari itu, menjaga kestabilan iman itu sangat penting.
Salah satu cara agar iman kita tetap adalah dengan berdoa dan berusaha. Doanya sangat mudah, karena pendek dan mudah di hafal.
Bahkan Rasulullah saw pun tidak pernah lupa berdoa untuk ketetapan iman, padahal yang kita ketahui, Rasul sudah di jamin masuk surga.

Do'a tersebut berbunyi seperti ini:
Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbi 'ala diinik.. 
Ya Allah yang membolak balikkan hati, tetapkan hati kami dalam agamaMu. 

Mudah di hafal pastinya...

Itu salah satu doanya, dan masih banyak doa doa yang lainnya yang bisa ditemukkan di dalam Al Qur'an ataupun di hadits..

Selain doa, satu hal yang penting untuk ketetapan iman adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.
Ini yang kadang menjadi dilema,
Terutama bagi Muslim yang berusaha untuk menjalankan syariat.
Banyak godaan di luar sana, yang sering menjadi alasan dan halangan seseorang menunda untuk menjalankannya.

Saya disini ingin membagi sedikit pengalaman mengenai menjalankan syari'at bagi Perempuan.

Syari'at atau hukum yang menjadi perintah dalam Islam bagi perempuan adalah menutup aurat dan menjaga diri dari syahwat.
Bagi yang sudah terlatih sedari kecil, tidak ada halangan untuk menetapkan hati menjalankannya.
Namun, bagaimana yang baru belajar?

Seperti yang saya jelaskan di atas, ada halangan, rintangan, dalam menunaikannya. Tentu.. bagi yang baru belajar, pasti ada yang namanya proses.

Yang baru mulai menutup aurat, masih buka tutup buka tutup auratnya. Alias masih terkadang membuka hijabnya.
Yang baru menjaga diri untuk tidak bersentuhan dengan yang bukan mahram, ya .. masih terkadang salaman, tidak.. kemudian salaman lagi.. tidak lagi..

Istilahnya labil..

Banyak yang takut, atau masih menunda-nunda untuk menutup aurat. Ya memang, beberapa ada yang beralasan
"Wahh.. nanti dikira labil.. dikira sok suci.. padahal pake kerudungnya saja masih lepas tutup lepas tutup.. Nanti saja lah.. kalau sudah mantap"

Akhirnya.. tidak jadi menutup aurat..

Yaa.. alasan seperti itu, masih ditemukan

Tapi bagaimana? Jika Allah memberikan kita umur yang pendek? Apakah masih kita berani menunda?

Memang.. memulai mencoba untuk menjalankan syariat yang dulunya belum sempurna, itu sangat susah. Dari mulai godaan hati.. godaan di cap "Labil" oleh masyarakat.. dan godaan godaan yang lainnya.
Namun, kembali lagi kepada diri pribadi. Apa niat awal kita untuk menunaikan syariat? Untuk memutup aurat?
Apakah karena ingin dilihat masyarakat?
Atau karena lillahi ta'ala?

Kalau memang niat kita, karena lillahi ta'ala, pasti kita cuek terhadap pembicaraan orang diluar. Pasti kita tidak merasa beban untuk menutup aurat.

Berproses awal itu memang susah sekali, namun kalau sudah terbiasa, nanti pasti Allah akan memudahkan.. tidak ada alasan bagi Muslimah untuk menunda nunda menutup aurat dan menjalankan syariat.
Karena dengan menjalankan syariat, berarti serta merta kita sudah menjadi pribadi yang lebih baik.
Karena prinsipnya, hari ini lebih baik dari hari kemarin. Maka, kita akan menjadi pribadi yang beruntung.

Tanamkan bahwa kita bangga menjadi Muslim, dengan menjalankan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang.

Mulai berproses sedikit demi sedikit memperbaiki niat, dan mulai dari saat ini.

Mari sama sama berproses menuju pribadi yang lebih baik dan mulai memperbanyak mendalami ilmu agama agar iman kita lebih sempurna.

Wallahu a'lam

Instagram @teladanrasul

0 komentar:

Post a Comment

Silakan, setelah download / baca artikel saya .. mohon tinggalkan komentar.. :)
terima kasih kedatangannya.. selamat datang kembali :D